Jakarta, CNN Indonesia

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno memprediksi kecelakaan bus dan truk akan terus terjadi.

Pasalnya, sistem mitigasi yang terstruktur dan sistematis untuk masalah kecelakaan belum dibenahi.

“Bahkan cenderung akan mengalami peningkatan karena jika tidak ditangani hal ini akan semakin memburuk,” kata Djoko dalam keterangan tertulis, Minggu (12/5).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Djoko menjelaskan sejumlah masalah krusial berdasarkan analisis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang belum dibenahi oleh pemerintah hingga saat ini.

Pertama, jumlah pengemudi bus dan truk di Indonesia mengalami penurunan, dan ratio dengan jumlah kendaraan yang beroperasi sudah masuk dalam zona berbahaya (danger). Menurutnya, ini jelas sangat beresiko tinggi terhadap keselamatan.

Kedua, kecakapan pengemudi dalam mengoperasikan kendaraan di jalan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi yang ada pada bus dan truk, serta kemampuan melakukan pendeteksian dini atas kondisi kendaraan yang mengalami bad condition sangat rendah.

Djoko menyebut hal ini teridentifikasi dari faktor faktor penyebab kecelakaan bus dan truk yang terkait dengan kecakapan pengemudi ternyata tidak ‘tercaptured‘ pada mekanisme pengambilan SIM B1/B2 kita serta mekanisme pelatihan Defensive Driving Training (DDT) yang selama ini dijadikan persyaratan wajib Kemenhub untuk memberi ijin.

Ketiga, terkait waktu kerja, istirahat, libur dan tempat istirahat pengemudi bus dan truk di Indonesia sangat buruk. Tidak ada regulasi yang melindungi mereka, sehingga performance mereka beresiko tinggi terhadap kelelahan dan bisa berujung pada micro sleep.

“Ketiga masalah di atas sampai saat ini belum sistem mitigasi yang terstruktur dan sistematis,” ujarnya.

Kecelakaan bus pariwisata terulang kembali. Bus yang mengangkut puluhan pelajar SMK Lingga Kencana, Depok, Jabar, tergelincir saat melewati jalan raya Desa Palasari, Sabtu (11/5) sore. Sebanyak 11 korban jiwa dinyatakan tewas di lokasi kejadian.

Hasil penelusuran Djoko, Bus Trans Putra Fajar AD-7524-OG ini tidak terdaftar dan kir nya mati tanggal 6 Desember 2023. Berdasarkan data milik PT. Jaya Guna Hage, armada AKDP itu berdomisili di Banyuretno Wonogiri.

“Sepertinya, sudah dijual dan dijadikan bus pariwisata dan umurnya diperkirakan sudah 18 tahun,” katanya.

Dia mengatakan banyak perusahaan tidak tertib administrasi, padahal sekarang sudah dipermudah, pendaftaran dengan sistem online.

Menurutnya, pengawasan terhadap bus pariwisata masih perlu diperketat dan harus ada sanksi bagi perusahaan bus yang lalai terhadap tertib administrasi.

“Sudah saatnya, pengusaha bus yang tidak mau tertib administrasi diperkarakan. Selama ini, selalu sopir yang dijadikan tumbal setiap kecelakaan bus,” ujarnya.

“Sangat jarang sekali ada perusahaan bus yang diperkarakan hingga di pengadilan. Termasuk pemilik lama juga harus bertanggungjawab,” ucap dia.

Walhasil, kata dia, kejadian serupa dengan penyebab yang sama selalu terulang kembali.

(yla/DAL)

[Gambas:Video CNN]






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *